Yogyakarta,
30 Oktober 2011
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupamu dan
hartamu tetapi Allah melihat pada hatimu dan amalmu”
Fitrah manusia adalah
memiliki sifat penghambaan. Pada dasarnya manusia ingin bahagia di dunia dan
akhirat. HAPPINESS. Rasa aman, rasa tenteram, dan damai yang haqiqi tidak ada
dalam dunia. Dunia itu fatamorgana, hanya terlihat oleh mata namun sebenarnya
hanyalah sebuah bayangan belaka. Dunia itu fana. Dan dunia tidak akan pernah
keluar dari sifat duniawinya.
Umat Islam sekarang
memandang dunia itu BESAR. Padahal dunia itu bukan apa-apa, dunia adalah sarana
kita untuk memupuk amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Kebanyakan manusia
menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya. ASTAGHFIRULLAH. Kita telah tersesat
jika menjadikan dunia puncak kesenangan. Solusinya adalah “Hadirkan Kepentingan
Akhirat dalam Hidup Kita”
Contoh-contoh riil dalam
hidup kita: seperti seorang pedagang yang takut merugi dari hasil penjualannya,
seorang artis yang takut hilang kepopulerannya, dan sebagainya. Mengapa hal ini
bisa terjadi??? Sebuah tanda tanya bagi kita KENAPA. Karena mereka telah menjadikan dunia sebagai tujuan
hidupnya, mereka telah lalai apa tujuan hidup mereka di dunia ini. Sebagaimana disebutkan dalam QS Adz Dzariyat
(51) : 56, yang artinya
“Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”
Jika di dalam hati telah
tertanam kebesaran akhirat, tidak ada kecintaan pada dunia, dan nilai amal
serta agama yang semakin yakin maka itulah HATI YANG SEHAT.
Dunia itu penting tapi
BUKAN yang TERPENTING. Ibarat sebuah kapal yang sedang berlayar mengarungi
samudera, tetapi dengan syarat jangan sampai air masuk ke kapal tersebut.
Itulah perumpamaan hidup di dunia. Kita hidup di dunia ini harus ingat untuk
apa kita diciptakan, kita boleh mencari dunia tetapi jangan sampai dunia
merasuk ke dalam jiwa kita. Jangan sampai dunia menjadi keyakinan bagi kita.
Dunia ini tidak akan ada
artinya apa-apa jika kita tidak taat kepada Allah. Lalu, bagaimana caranya agar
dunia yang dititipkan Allah menjadi ladang amal bagi kita??
a.
Keyakinan kita harus benar,
meliputi rukun iman dan rukun islam
b.
Dijalankan seperti yang
dituntunkan oleh Rasulullah SAW
c.
Dilakukan dengan ikhlas
semata-mata karena Allah
Yang terpenting adalah
USAHA ATAS IMAN
QS AL Maidah (5) :36
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, seandainya mereka
memiliki segala apa yang dibumi dan ditambah dengan yang sebanyak itu lagi
untuk menebus diri mereka dari azab pada hari kiamat, niscaya semua tebusan itu
tidak akan diterima dari mereka. Mereka tetap mendapat azab yang pedih”.
QS Ali Imran (3) : 91
“sungguh orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran,
tidak akan diterima tebusan dari seseorang diantara mereka sekalipun berupa
emas sepenuh bumi, sekiranya hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah
orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong.
QS Fathir (35) : 37
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: Ya Tuhan Kami,
kelurkanlah kami dari neraka, niscaya kami akan mengerjakan kebajikan,
yang berlainan dengan yang telah kami
kerjakan dahulu (dikatakan kepada mereka), bukankah Kami telah memanjangkan
umurmu untuk dapat berpikir bagi orang
yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan?
Maka rasakanlah azab Kami dan bagi orang-orang yang zalim tidak ada seorang
penolongpun.
Amal sholeh itu ada karena
adanya iman. Apalah artinya hidup berlimpah harta jika hina di hadapan Allah. Pengorbanan
yang kita lakukan tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan kemurahan
Allah SWT. Dan ketika sakaratul maut semua umat manusia sadar sesadar sadarnya akan
pentingnya iman tetapi apalah arti kesadaran itu jika maut telah menjemput.
Ketika hari hisab tidak ada lagi yang namanya nasab (hubungan darah) yang ada
hanya hubungan iman semata. Manusia punya potensi untuk berkorban. Berjuang
untuk agama itu tidak lama dan pengorbanan untuk agama mutlak diperlukan.
Ciptakanlah lingkungan iman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar