Minggu, 14 Oktober 2012

ketika dunia begitu mempesona


Yogyakarta, 30 Oktober 2011
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupamu dan hartamu tetapi Allah melihat pada hatimu dan amalmu”
Fitrah manusia adalah memiliki sifat penghambaan. Pada dasarnya manusia ingin bahagia di dunia dan akhirat. HAPPINESS. Rasa aman, rasa tenteram, dan damai yang haqiqi tidak ada dalam dunia. Dunia itu fatamorgana, hanya terlihat oleh mata namun sebenarnya hanyalah sebuah bayangan belaka. Dunia itu fana. Dan dunia tidak akan pernah keluar dari sifat duniawinya.
Umat Islam sekarang memandang dunia itu BESAR. Padahal dunia itu bukan apa-apa, dunia adalah sarana kita untuk memupuk amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Kebanyakan manusia menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya. ASTAGHFIRULLAH. Kita telah tersesat jika menjadikan dunia puncak kesenangan. Solusinya adalah “Hadirkan Kepentingan Akhirat dalam Hidup Kita”
Contoh-contoh riil dalam hidup kita: seperti seorang pedagang yang takut merugi dari hasil penjualannya, seorang artis yang takut hilang kepopulerannya, dan sebagainya. Mengapa hal ini bisa terjadi??? Sebuah tanda tanya bagi kita KENAPA. Karena  mereka telah menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, mereka telah lalai apa tujuan hidup mereka di dunia ini.  Sebagaimana disebutkan dalam QS Adz Dzariyat (51) : 56, yang artinya
            “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”
Jika di dalam hati telah tertanam kebesaran akhirat, tidak ada kecintaan pada dunia, dan nilai amal serta agama yang semakin yakin maka itulah HATI YANG SEHAT.
Dunia itu penting tapi BUKAN yang TERPENTING. Ibarat sebuah kapal yang sedang berlayar mengarungi samudera, tetapi dengan syarat jangan sampai air masuk ke kapal tersebut. Itulah perumpamaan hidup di dunia. Kita hidup di dunia ini harus ingat untuk apa kita diciptakan, kita boleh mencari dunia tetapi jangan sampai dunia merasuk ke dalam jiwa kita. Jangan sampai dunia menjadi keyakinan bagi kita.
Dunia ini tidak akan ada artinya apa-apa jika kita tidak taat kepada Allah. Lalu, bagaimana caranya agar dunia yang dititipkan Allah menjadi ladang amal bagi kita??
a.       Keyakinan kita harus benar, meliputi rukun iman dan rukun islam
b.      Dijalankan seperti yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW
c.       Dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah
Yang terpenting adalah USAHA ATAS IMAN
QS AL Maidah (5) :36
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, seandainya mereka memiliki segala apa yang dibumi dan ditambah dengan yang sebanyak itu lagi untuk menebus diri mereka dari azab pada hari kiamat, niscaya semua tebusan itu tidak akan diterima dari mereka. Mereka tetap mendapat azab yang pedih”. 
QS Ali Imran (3) : 91
“sungguh orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima tebusan dari seseorang diantara mereka sekalipun berupa emas sepenuh bumi, sekiranya hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong.
QS Fathir (35) : 37
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: Ya Tuhan Kami, kelurkanlah kami dari neraka, niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang  berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu (dikatakan kepada mereka), bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir  bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah azab Kami dan bagi orang-orang yang zalim tidak ada seorang penolongpun.
Amal sholeh itu ada karena adanya iman. Apalah artinya hidup berlimpah harta jika hina di hadapan Allah. Pengorbanan yang kita lakukan tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan kemurahan Allah SWT. Dan ketika sakaratul maut semua umat manusia sadar sesadar sadarnya akan pentingnya iman tetapi apalah arti kesadaran itu jika maut telah menjemput. Ketika hari hisab tidak ada lagi yang namanya nasab (hubungan darah) yang ada hanya hubungan iman semata. Manusia punya potensi untuk berkorban. Berjuang untuk agama itu tidak lama dan pengorbanan untuk agama mutlak diperlukan. Ciptakanlah lingkungan iman.


for my beloved in my life


Ayah ibu
Jangan pernah melarang ku untuk menjenguk kalian walau hanya sekejap mata.  Mungkin kalian tidak tahu betapa hebatnya kalian dimataku atau mungkin kalian tidak tahu bagaimana rasanya merindukan orang orang terkasih dalam hidup kalian. Ibu, mungkin kau belum pernah merasakan rindu yang teramat sangat pada ibumu. Ayah, mungkin kau juga belum pernah merasakan kerinduan pada ayah atau ibumu karena mungkin kau memilih jauh dari mereka sebagai wujud bakti anak kepada orangtua.
Aku pulang, tidak hanya sekedar meminta apa yang seharusnya kalian berikan. Aku merindukan kalian. Tolong jangan larang aku untuk pulang. Banyak hal yang ingin aku sampaikan. Ibarat aku sebuah laptop, aku butuh charger ketika baterai ku habis. Charger ku adalah kalian: ayah ibu. bukan masalah seberapa lama aku bertemu kalian. Yang penting aku bisa mengisi ulang baterai ku yang habis. Mengisi ulang motivasi ku untuk tetap survive dalam menggapai cita-citaku di tanah perantauan ini.
Aku kecewa ketika ayah melarangku untuk pulang. Mungkin kau punya pertimbangan lain dalam melarangku tapi aku tidak tahu apa itu. Aku sangat menantikan hari kepulanganku ke rumah. Tapi ketika ku meminta ijin untuk pulang, kau melarangku. Betapa kecewanya diriku. Tanpa sadar, aku menitikkan air mata. Hanya satu kata yang terpikirkan olehku “aku kecewa”.
Maafkan aku, ayah ibu. aku belum mampu untuk menerima atau membalas sapaan kalian. Mungkin saatnya nanti, aku bisa menghilangkan rasa kecewa ku. Sekali lagi maaf, mungkin belum saatnya.

Ku tulis di sebuah rumah kos di malam minggu yang sepi dengan ditemani secangkir moccachino dan televisi.
14 oktober 2012

Opening at Saturday night.


Ketika kuminta kebahagiaan, Tuhan tidak memberikan kebahagiaan tetapi Dia memberikan kesempatan untuk bahagia. Setiap orang punya cara tersendiri untuk bahagia, begitu juga definisi bahagia. Kalo kata ketua MSC bilang “kebahagiaan sejati adalah ketika melihat orang-orang yang kita sayangi berprestasi bersama kita”.
Kalau menurut hadits “kebahagiaan yang haqiqi adalah ketika kau menjalankan perintah Allah SWT dan sunnah Nabi Muhammad SAW ”.
Menurutku “kebahagiaan itu bukan sesuatu yang harus diperlihatkan tetapi hanya kita yang bisa merasakan. Kebahagiaan itu tentang ketentraman hati”
Kebahagiaan memang tak pernah bisa diukur. Jika kebahagiaan bisa diukur pasti tidak ada satuan yang dapat menyatakannya.
AKU BAHAGIA KARENA AKU PUNYA ENGKAU YA ALLAH
I AM HAPPY AND I MUST  BE HAPPY.


Aku turut Bahagia, Teman



Semua bermula ketika ba’da maghrib di hari Rabu, kuterima sebuah sms yang meminta ku segera mengirim email tugas lah, ada juga yang meminta ku untuk segera mengirim menu makanan dan informasi gizinya lah. Terus giliran aku sms ke seorang teman agar segera mengirim rincian dana, ada juga yang bertanya ini dan itu. Malam itu, seakan-akan Hpku belum berhenti dari gaungnya hingga jam 10 malam. Di tengah-tengah kebingunganku untuk memilih mana yang lebih prioritas, terselip sebuah sms tanpa nomor. Dengan perlahan aku baca  sms itu. Aku tekan tombol di hp sampai 2 baris terakhir. Aku kenal dengan bahasa sms itu bahkan aku sangat mengenalnya. Ya, di baris terakkhir dari isi sms itu tertulis dengan jelas nama pengirimnya. Isinya sebuah kabar yang menggembirakan bagi si pengirim sms sampai-sampai dia memberitahukannya kepada orang lain. Aku hanya bisa terdiam sejenak dan mengiyakan dalam hati “O iya”. Berusaha menata hati sejenak. Tarik nafas panjang dan meyakinkan diri sendiri bahwa aku turut bahagia atas kebahagiaamu teman. Hp itu masih tepat dalam genggaman tanganku. Namun, tak lama segera ku letakkan di atas ranjang temanku. Ya, saat tu aku  tengah bingung dengan amanah ku, aku memilih untuk ke kamar temanku sekaligus meminjam netbooknya. Tak sampai satu menit, aku raih hp yang ada di atas ranjang. Ku buka dan aku menuju ke kotak pesan lalu aku reply sms tadi “Alhamdulillah ukh, barakallah” send to…… tak lama kemudian aku menerima balasan sms “syukron ukh”.
Dengan mantap aku yakinkan dalam hati bahwa AKU BAHAGIA.
Sebenarnya malam itu bukan malam yang berat tetapi malam yang penuh dengan hikmah. Tetap katakan alhamdulilllah ketika ujian menyapa. Itu tandanya Allah masih sayang.
Allah memang gag pernah salah ketika menilai hamba-Nya. Mungkin akan lebih baik ketika aku menerima sms itu bersamaan dengan banyaknya amanah. Hanya satu kata yang kuigat saat itu Move On dha, kamu gag pernah bisa maju jika hanya terpaku pada maa lalu. Mungkin ini rencana terbaik yang Allah berikan untukmu.
Bulan bersembunyi di balik peraduannya, melihat dari sela-sela awan.
10.10.12